The Institute for Human Security and Social Change Universitas La Trobe bekerja sama dengan Cakra Wikara Indonesia dan Saraswati dengan dukungan dari Program INKLUSI, melaksanakan program evaluasi dampak sejak Januari 2025. CWI menjadi rekan penelitian INKLUSI yang turun ke lapangan melakukan evaluasi dampak di 10 lokasi. Tujuan utama program evaluasi dampak adalah untuk memahami dampak kerja mitra INKLUSI pada pemberdayaan masyarakat yang terpinggirkan di berbagai latar belakang mereka.
Evaluasi ini berupaya menelaah bagaimana intervensi mitra INKLUSI berkontribusi terhadap perubahan di tingkat individu hingga komunitas. Masing-masing mitra memiliki pendekatan dan wilayah kerja yang berbeda dalam melakukan pemberdayaan kepada kelompok sasaran. Mitra INKLUSI yang dievaluasi memiliki fokus program dan kelompok sasaran perempuan yang terpinggirkan, disabilitas, masyarakat adat dan transgender. Program penelitian ini dilakukan di 8 provinsi dan berdasarkan hasil wawancara 110 partisipan program dan 43 pemangku kepentingan lokal.
Cakra Wikara Indonesia berfokus melaksanakan studi evaluasi dampak pada mitra INKLUSI yang kelompok sasaran kegiatannya adalah perempuan. Pengumpulan data, analisis, dan penulisan studi kasus ini dipimpin oleh Cakra Wikara Indonesia dengan dukungan dari Universitas La Trobe. Evaluasi dampak CWI dilakukan dengan berfokus pada mitra CSO INKLUSI dengan program pemberdayaan perempuan yang terdiri dari Aisyiyah, Kapal Perempuan, Migrant CARE, PEKKA, dan Permampu. Selain menilai perubahan di tingkat individu dan komunitas, evaluasi ini juga berupaya mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi keberlanjutan hasil program.
Evaluasi dampak oleh Cakra Wikara Indonesia mencakup sepuluh kabupaten yang tersebar di delapan provinsi yaitu Kabupaten Aceh Utara dan Aceh Besar (Aceh), Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Trenggalek (Jawa Timur), Kabupaten Nias Barat/Nias Utara (Sumatera Utara), Kabupaten Lahat (Sumatera Selatan), Kabupaten Hulu Sungai Utara (Kalimantan Selatan), Kabupaten Wonosobo (Jawa Tengah), Kabupaten Lombok Tengah (Nusa Tenggara Barat) dan Kabupaten Pulau Morotai (Maluku Utara).
Pengumpulan data pada setiap wilayah dilakukan dengan wawancara mendalam kepada kelompok penerima manfaat, rekan kerja INKLUSI serta pemangku kepentingan seperti kepala desa, tokoh masyarakat, tokoh adat serta dinas terkait. Proses evaluasi dilakukan melalui kombinasi metode kualitatif dan kuantitatif yang memungkinan tim peneliti CWI untuk memahami dinamika sosial, konteks lokal, serta pengalaman langsung penerima manfaat. Hasil evaluasi dampak ini diharapkan dapat menyorot faktor-faktor pendorong dan penghambat perubahan serta implikasi temuan untuk INKLUSI dan program pemberdayaan perempuan Indonesianya lainnya.
