Ani Widyani Soetjipto adalah pengajar di Departemen Hubungan Internasional FISIP Universitas Indonesia dan Program Pascasarjana Studi Gender Universitas Indonesia. Selain mengajar dan melakukan riset, selama ini ia juga aktif dalam berbagai organisasi masyarakat sipil yang berfokus pada isu-isu demokrasi. Ani memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Politik dari Universitas Indonesia, gelar master dari the Jackson School of International Studies University of Washington at Seattle di Amerika Serikat, serta gelar doktor Hubungan Internasional dari Universitas Padjadjaran.
Saat ini Ani adalah anggota dewan editor Journal of Current Southeast Asian Affairs (diterbitkan oleh German Institute of Global and Area Studies). Ani telah menerbitkan banyak tulisan baik dalam bentuk buku maupun artikel. Trilogi bukunya– Politik Perempuan Bukan Gerhana (2005), Politik Harapan: Politik Perempuan Pasca Reformasi (2011), dan Suara dari Desa: Menuju Revitalisasi PKK (2013) – merupakan salah satu rangkaian publikasi terpenting dalam isu perempuan dan politik di Indonesia semasa Reformasi.
Antonio Pradjasto adalah ahli hukum hak asasi manusia. Ia memperoleh gelar sarjana hukum dari Universitas Indonesia dan gelar master dalam hukum HAM internasional dari University of Essex di Inggris. Saat ini ia menjadi koordinator pengembangan Indeks Kebebasan Pers yang dikelola oleh Dewan Pers Indonesia. Ia juga tercatat sebagai salah satu pendiri DEMOS dan anggota Kelompok Kerja Keadilan Transisional yang dibentuk oleh Komnas HAM. Antonio selama ini aktif dalam organisasi masyarakat sipil terutama yang bergerak dalam isu HAM dan demokrasi, baik dalam kegiatan-kegiatan riset, advokasi, dan pendidikan politik. Selain itu pengalaman lainnya juga meliputi penyusunan rencana strategis, multistakeholders engagement, pengembangan program serta pengembangan pelatihan. Ia juga pernah menjadi penulis maupun editor untuk berbagai publikasi nasional maupun internasional mengenai HAM dan demokrasi.
Riaty Raffiudin adalah dosen tetap dan peneliti di Departemen Ilmu Politik FISIP UI. Latar belakang pendidikan Riaty diawali dengan menamatkan Sarjana-nya di Departemen Ilmu Politik FISIP UI pada tahun 1991, dilanjutkan dengan mendapatkan gelar MA (Master of Arts) di bidang Ilmu Politik dari Ohio University, Athens, Amerika Serikat, pada tahun 1996 serta mendapatkatkan gelar Ph.D di bidang Ekonomi Politik dari Victoria University, Melbourne, Australia, pada tahun 2015. Sebelumnya, Riaty adalah peneliti di Pusat Kajian Politik FISIP UI (2007-2009 dan 2015 – Maret 2017). Selain aktif mengajar, Riaty saat ini tengah menjabat posisi Wakil Manajer SDM di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia.
Riaty juga tercatat pernah menerbitkan beberapa tulisan, antara lain disertasi yang berjudul ”Withering of Patrimonial State-Business Relations in Indonesia following the 1997-8 Economic Crisis? Case Studies of the Electronics and Palm Oil Industries” (2015), Modul “Perempuan Memimpin” (PUSKAPOL UI, 2016), dan Transaksi Politik Warga (CWI, 2018) .
Budi Susilo mulai belajar dan menekuni bidang pemberdayaan masyarakat dan pengembangan kapasitas bagi organisasi masyarakat sipil sejak 1995. Sebagai pembelajar mandiri (otodidak), ia telah bekerja di beberapa wilayah di Indonesia dan Timor Leste untuk isu pemberdayaan masyarakat – people empowerment.
Pemahaman terhadap konteks lokal dan nasional yang dilandasi semangat penghormatan terhadap budaya, baik budaya masyarakat maupun organisasi, menjadi dasar baginya untuk melakukan pengorganisasian, pemberdayaan komunitas dan fasilitasi penguatan kelembagaan organisasi masyarakat sipil. Dalam perjalanan pembelajarannya, ia juga berkontribusi dalam penyusunan beberapa buku pembelajaran dan modul untuk pengembangan.
Berbekal pengalaman yang telah dimilikinya, ia juga menekuni bidang manajemen organisasi untuk memfasilitasi pengembangan organisasi -organizational development. Hingga saat ini, bersama Yayasan Penabulu, Budi Susilo telah memfasilitasi beberapa organisasi di Indonesia untuk penyusunan rencana organisasi, penyusunan program kerja organisasi dan pelaksanaan monitoring-evaluasi-learning (MEL) bagi organisasi, khususnya untuk organisasi nirlaba di Indonesia.
Ruth Indiah Rahayu saat ini sedang menyelesaikan disertasi mengenai ontologi penindasan perempuan menurut pemikiran Henri Lefebvre untuk memenuhi syarat doktoral di STF Driyakara, Jakarta. Kini, aktivis Lingkar Tutur Perempuan ini bekerja sebagai peneliti di Institut Kajian Krisis dan Studi Pembangunan Alternatif (INKRISPENA), lembaga yang peduli dengan isu perburuhan, perlindungan sosial transformatif, dan kajian feminisme utamanya berhubungan dengan isu reproduksi sosial. Selain membangun dan mengelola sekolah feminisme di bawah naungan INKRISPENA, ia juga pernah mengelola sekolah untuk peneliti dan penulis di Institut Desantara, Jakarta dan tercatat sebagai dosen di Kalbis Institute, Jakarta.
Ketertarikannya dengan studi feminisme berawal saat bekerja di organisasi perempuan, Kalyanamitra, Jakarta. Ia banyak melakukan penelitian dan menulis tentang gerakan perempuan Indonesia dengan perspektif sejarah dan saat ini aktif menjadi kolumnis di rubrik feminis “UMI” di bawah naungan Indoprogress. Ketika bekerja di Institut Sejarah Sosial Indonesia (ISSI), ia memfokuskan penelitian mengungkap partisipasi, khususnya kebangkitan dan penghancuran politik perempuan yang selama ini disembunyikan dalam sejarah Indonesia. Dia juga tercatat menjadi editor beberapa buku, antara lain buku Identitas Perempuan Indonesia: Status, Pergeseran Relasi Gender dan Perjuangan Ekonomi-Politik (2010), Identitas Urban, Migrasi dan Perjuangan Ekonomi- Politik di Makassar (2012), Rekonsiliasi Kultural Tragedi 1965 (2016), dan Menjadi Pelaku Rekonsiliasi Kultural (2016) itu. Selain itu, ia pernah menjadi bagian dari tim kerja yang mempersiapkan pembentukan Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi penyelesaian Tragedi 1965 sebelum UU KKR dianulir Mahkamah Agung pada 2004. Namun demikian, ia tetap menggiatkan rekonsiliasi kultural terkait Tragedi 1965 di beberapa daerah bersama organisasi Syarikat Indonesia. Penelitiannya berjudul “The Women’s Movement in Reformasi Indonesia” dan “Melacak Jejak Androsentrisme dalam Teori Pengetahuan” masing-masing diterbitkan dalam Indonesia: The Uncertain Transition (2001) dan Jurnal Filsafat Driyarkara (2015).